Di tempat kerja, kita akan berinteraksi dengan beragam individu yang memiliki latar belakang dan pandangan hidup yang berbeda. Keberagaman ini, meski pada satu sisi adalah sesuatu yang positif, namun di sisi lain hal ini dapat menjadi pemicu timbulnya konflik karyawan.

Terjadinya konflik di antara karyawan tentu akan memengaruhi kinerja secara keseluruhan. Pada dasarnya, konflikbisa dipicu oleh berbagai faktor, seperti perbedaan gaya kepemimpinan, pendekatan dalam bekerja, serta perbedaan kepribadian.

Bahkan konflik yang tampak sepele sekalipun dapat berkembang menjadi masalah yang lebih besar dan akhirnya berdampak negatif pada produktivitas.

Dalam menghadapi kondisi semacam ini, seorang HR harus mengambil tindakan sesegera mungkin dalam menyelesaikan setiap konflik yang muncul, seberapa pun kecilnya. Untuk itu, artikel berikut ini akan mengulas setidaknya 10 strategi yang dapat dilakukan HR untuk menyelesaikan konflik karyawan.

Inilah 10 Strategi HR Menyelesaikan Konflik Karyawan

1. Memahami Akar Masalah

memahami akar masalah
Saat Menangani Konflik Karyawan, HR Harus Mengetahui Akar Masalah (Source : antoinetteoglethorpe.com)

Sebagai HR, langkah pertama yang dapat dilakukan untuk menangani konflik dalam suatu lingkungan kerja adalah dengan memahami bahwa setiap individu memiliki karakteristik dan nilai-nilai yang unik.

Terlalu larut dalam asumsi-asumsi yang tidak sesuai dengan realitas dapat menjadi awal dari konflik yang lebih besar.

Oleh karena itu, penting untuk menyelidiki akar masalah di tempat kerja dari berbagai aspek, mulai dari gaya kerja hingga kemungkinan adanya intimidasi di lingkungan kerja. Menyelidiki akar permasalahan ini juga dapat menjadi bahan antisipasi untuk konflik yang serupa di masa depan.

2. Mendengarkan Perspektif dari Kedua Belah Pihak

Mendengarkan Perspektif dari Kedua Belah Pihak
HR Harus Mendengarkan Kedua Belah Pihak Agar Bisa Menyelesaikan Konflik dengan Adil

Konflik karyawan memang perlu ditindaki oleh HR dengan segera, tapi penyelesaian yang bijaksana juga perlu mempertimbangkan perspektif dari berbagai pihak. Perspektif ini mampu memberikan gambaran yang lebih lengkap guna menghindari kesalahan penafsiran akan masalah yang terjadi.

Bahkan dalam beberapa kondisi, seorang HR perlu memfasilitasi diskusi yang produktif untuk mencapai kesepakatan yang adil bagi semua pihak. Hal ini bertujuan agar keputusan akhir yang berkaitan dengan penyelesaian konflik dapat bersifat adil dan imbang.

3. Fokus Menyelesaikan Masalah

Fokus Menyelesaikan Masalah
HR Harus Fokus Menyelesaikan Masalah Setelah Mengetahui Akar Masalahnya

Setelah memahami akar masalah dan pandangan dari beberapa pihak, cara menghadapi masalah di tempat kerja selanjutnya adalah dengan fokus pada strategi penyelesaiannya. Alih-alih menyalahkan satu pihak atas kondisi yang terjadi, sebaiknya mencari jalan keluar agar masalah segera berakhir.

Meskipun suatu konflik memang terjadi atas suatu sebab, namun itu tidak berarti Anda harus berlarut-larut menanggapi akar permasalahan tersebut. Segera move on dari konflik yang ada dan lakukan perbaikan untuk melanjutkan kinerja yang lebih produktif.

4. Bersikap Netral

Bersikap Netral
HR Harus Bersikap Netral Ketika Menyelesaikan Konflik Karyawan

Meskipun keputusan atas penyelesaian yang dilakukan perlu mendengarkan berbagai pihak, namun perlu hati-hati karena keputusan tersebut bisa saja membuat Anda nampak lebih berat ke salah satu pihak.

Keputusan yang bijaksana adalah keputusan yang bersifat netral dan tidak terpengaruh oleh intervensi pihak manapun.

Itulah mengapa sebuah organisasi atau perusahaan perlu memiliki prinsip dan standar moral yang kokoh, agar supaya setiap penyelesaian masalah di tempat kerjayang terjadi dapat dilakukan dengan lebih netral dan tidak memihak.

5. Meninjau Kebijakan Perusahaan

Meninjau Kebijakan Perusahaan
HR Perlu Meninjau Kebijakan Perusahaan Untuk Mencegah Munculnya Konflik

Konflik karyawan yang kerap ditemui di tempat kerja dapat terjadi karena beberapa faktor tertentu. Oleh karena itu, perusahaan seyogyanya sudah memiliki kebijakan-kebijakan tersendiri untuk menyikapi suatu persoalan yang dapat berujung pada konflik antar karyawan.

Dalam ini, HR harus mengkaji ulang kebijakan perusahaan terkait penyelesaian konflik tersebut. Mereka perlu memastikan bahwa kebijakan yang disediakan perusahaan sudah mencakup prosedur yang jelas dan adil bagi semua pihak yang terlibat dalam konflik. Jika kebijakan belum ada, HR harus bekerja sama dengan manajemen untuk mengembangkannya.

6. Menawarkan Solusi

menawarkan solusi
HR Harus Bisa Memberikan Solusi Terbaik Mengatasi Konflik Karyawan

Apabila jalan tengah sudah dilakukan berdasarkan kebijakan yang ada tapi konflik tidak kunjung terselesaikan, maka seorang HR dapat menawarkan solusi atau jalan keluar yang konkrit. Namun perlu digarisbawahi bahwa solusi yang hadir haruslah solusi yang tetap netral dan bersifat konstruktif.

Contoh masalah di tempat kerja yang sering terjadi adalah adanya perbedaan dan pertentangan anggota tim akibat karakter yang sangat berbeda. HR dapat menyiasati kondisi ini dengan mengatur ulang tim yang telah terbentuk atau memberikan waktu bagi karyawan untuk berkomunikasi secara terbuka.

7. Rekonsiliasi

rekonsiliasi
Komunikasi Terbuka Kunci Utama Menangani Konflik di Tempat Kerja

Komunikasi yang terbuka adalah kunci utama dalam menangani konflik di tempat kerja. Komunikasi ini tidak terbatas antara pemimpin dan karyawan yang terlibat saja, namun juga antara semua pihak yang punya keterkaitan.

Untuk itu, HR harus mendorong sebuah rekonsiliasi dengan dialog yang terbuka antara semua pihak untuk memahami perspektif masing-masing dan mencari solusi bersama.

Proses rekonsiliasi ini diperlukan agar setiap sudut pandang dapat hadir dengan lebih lugas dan celah atas konflik yang terjadi dapat segera ditemukan.

Proses ini harus benar-benar memfasilitasi dialog yang membangun dan dapat menghargai setiap sudut pandang yang hadir. Dengan begitu, setiap pihak nantinya lebih puas dengan keputusan akhir yang telah dihasilkan bersama-sama.

8. Melibatkan dalam Satu Proyek

Melibatkan dalam Satu Proyek
Melibatkan Para Karyawan yang Berkonflik Dalam Sebuah Proyek Bersama Efektif Meredam Konflik

Cara menghadapi masalah di tempat kerja lainnya yang bisa dilakukan oleh seorang HR adalah dengan meningkatkan kembali semangat kolaboratif antar setiap karyawan, terutama bagi mereka yang terlibat konflik.

Anda dapat melibatkan karyawan yang terlibat dalam konflik ke dalam sebuah proyek bersama agar hubungan yang rusak antar mereka bisa terbangun lebih baik lagi.

Membangun sebuah tim dengan kolaborasi yang baik merupakan sebuah tantangan. Namun, hal ini sangat berguna untuk menghindari konflik karyawan dalam sebuah proyek yang dilakukan.

Melibatkan mereka yang pernah berkonflik ke dalam satu tim yang sama dapat memberikan kesempatan untuk bekerja sama dan membangun kembali kepercayaan antar satu sama lain.

9. Buat Sebagai Catatan

buat sebagai catatan
Setiap Konflik Merupakan Kesempatan untuk Belajar dan Memperbaiki Proses di Masa Depan

Setiap konflik merupakan kesempatan untuk belajar dan memperbaiki proses di masa depan. Agar konflik karyawan yang serupa tidak terulang kembali di masa depan, HR perlu melakukan evaluasi menyeluruh untuk mengidentifikasi pembelajaran yang dapat diterapkan ke kasus-kasus selanjutnya.

Oleh karena itu, setiap permasalahan yang terjadi sebaiknya dimuat dalam sebuah database atau catatan tertentu, baik itu memuat tentang pelaku konflik, waktu kejadian, hingga alasan terjadinya konflik.

Catatan ini bisa menjadi referensi yang bermanfaat bagi tim di masa depan untuk membantu mereka menangani permasalahan yang mungkin hampir sama.

10. Berikan Teladan

berikan teladan
Pemimpin Suatu Perusahaan Harus Menjadi Teladan dalam Menangani Konflik yang Kerap Terjadi

Seorang pemimpin suatu perusahaan harus menjadi teladan dalam menangani konflik yang kerap terjadi. Sikap dan perilaku mereka tentu dapat memengaruhi budaya perusahaan secara keseluruhan.

Oleh karena itu, penting bagi pemimpin untuk menunjukkan sikap yang adil dan objektif dalam menyelesaikan konflik karyawan.

Penyelesaian konflik semestinya harus senantiasa bersifat solutif, netral, dan konstruktif. Dalam hal ini, integritas setiap pemimpin akan teruji. Sebab, setiap sikap dan keputusan yang hadir tidak hanya sekedar untuk menyelesaikan konflik semata, namun juga harus menjadi contoh sikap yang dapat diteladani oleh setiap karyawan yang ada.