Konflik di tempat kerja merupakan fenomena yang umum terjadi dalam lingkungan kerja. Dalam kegiatan sehari-hari di kantor atau tempat kerja lainnya, interaksi antara berbagai individu dengan latar belakang, kepribadian, dan tujuan yang berbeda dapat menyebabkan ketegangan dan konflik.

Konflik tersebut dapat bermacam-macam bentuknya, mulai dari perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan, persaingan antar rekan kerja, hingga konflik personal.

Pada artikel ini, kita akan mengeksplorasi beberapa contoh konflik yang sering terjadi di tempat kerja, serta strategi dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi konflik tersebut secara efektif.

Pengertian Konflik di Tempat Kerja

pengertian Konflik di Tempat Kerja
Konflik di Tempat Kerja Terjadi Akibat Status, Tujuan, Pandangan Berbeda Antar Rekan Kerja

Menurut penelitian yang dikutip dari buku “Manajemen Konflik dan Stres” karya Ekawarna pada tahun 2021, Gibson menggambarkan konflik di lingkungan kerja sebagai benturan antara individu, kelompok, dan organisasi yang dipicu oleh perbedaan dalam hal komunikasi, tujuan, hingga sikap.

Sementara itu, Luthans menjelaskan bahwa konflik yang kerap terjadi di tempat kerja diakibatkan oleh adanya ketidaksesuaian antara nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai, baik itu nilai dan tujuan yang dimiliki secara pribadi maupun dalam interaksi dengan orang lain.

Di sisi lain, Stoner mengemukakan bahwa konflik di tempat kerja diartikan sebagai ketidaksepakatan antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok karena harus berbagi sumber daya yang terbatas atau melakukan aktivitas kerja.

Stoner juga menyebutkan alasan lain penyebab konflik yaitu adanya status, tujuan, penilaian, atau pandangan yang berbeda antar rekan kerja.

Contoh Konflik di Tempat Kerja

Contoh Konflik di Tempat Kerja
Konflik Kerja Bisa Terjadi Saat Pengerjaan Proyek

Meski merupakan hal yang cukup negatif, namun kenyataannya konflik di lingkungan kerja adalah hal yang umum terjadi.

Situasi ini dianggap sebagai bagian normal dalam dinamika kerja, mengingat perbedaan dalam pemikiran dan karakter tiap individu. Untuk menggambarkan bagaimana konflik-konflik ini bisa terjadi, berikut beberapa contoh konflik di tempat kerja :

1. Konflik Saat Pengerjaan Proyek

Saat berada dalam sebuah proyek, beberapa bentuk konflik di lingkungan kerja sering kali muncul ketika dua atau lebih karyawan harus bekerja bersama dalam menyelesaikan suatu tugas atau proyek. Misalnya, ketika salah satu anggota melakukan kesalahan dalam pelaksanaan tugas, konflik bisa saja dapat terjadi.

2. Konflik Karena Beda Gaya Kepemimpinan

Konflik yang timbul karena perbedaan gaya kepemimpinan terjadi ketika anggota tim atau bawahan memiliki pandangan atau harapan yang berbeda terhadap bagaimana seorang pemimpin harus memimpin atau mengelola tim.

Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang unik, mulai dari yang otoriter hingga yang lebih demokratis atau berorientasi pada pemberdayaan. Ketika gaya kepemimpinan seseorang tidak sesuai dengan preferensi atau kebutuhan anggota tim, konflik bisa saja muncul.

3. Konflik Saat Rekan Kerja Dipromosikan

Mendapatkan promosi tentu merupakan impian banyak karyawan, namun posisi yang tersedia biasanya sangat terbatas.

Contoh konflik dalam situasi ini biasanya diprakarsai oleh beberapa individu yang mungkin merasa iri atas promosi rekannya. Konflik dapat timbul ketika ada yang mulai menggosipkan atau mengekspresikan rasa iri dan dendam mereka secara terbuka.

4. Konflik Karena Perbedaan Kepribadian

Sentimen antar anggota tim juga dapat menyebabkan konflik di tempat kerja. Perbedaan kepribadian antara karyawan yang terlibat seringkali menjadi penyebab utama konflik semacam ini.

Ketika tidak ditangani dengan baik, masalah ini dapat mengganggu efektivitas proses kerja dan bahkan memunculkan masalah lainnya.

5. Konflik Ketika Terjadi Perbedaan Pendapat

Konflik juga dapat muncul karena adanya pertentangan ide atau pendapat. Meskipun kadangkala konflik semacam ini justru dapat menunjukkan produktivitas dan menjadi sumber lahirnya ide-ide baru yang lebih baik, namun intensitas perdebatan akibat perbedaan ide yang tinggi dapat mengganggu suasana tim dan mengganggu produktivitas.

6. Konflik Karena Diskriminasi

Konflik yang muncul karena diskriminasi terjadi ketika seorang individu atau sekelompok individu merasa diperlakukan tidak adil atau tidak setara dalam lingkungan kerja. Diskriminasi dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti diskriminasi ras, gender, agama, usia, atau disabilitas.

7. Konflik Karena Beda Gaya Kerja

Contoh konflik di tempat kerja lainnya dapat disebabkan oleh perbedaan gaya kerja ketika individu atau kelompok memiliki pendekatan yang berbeda dalam menyelesaikan tugas.

Konflik semacam ini sebenarnya cukup wajar terjadi, hanya saja jika tidak ditangani dengan lebih bijak, maka masalah yang lebih besar cenderung dapat terjadi.

8. Konflik Karena Masalah Komunikasi

Konflik yang disebabkan oleh masalah komunikasi terjadi ketika ada ketidaksepahaman, salah paham, atau kegagalan dalam menyampaikan pesan secara efektif di antara anggota tim atau antara atasan dan bawahan.

Pemicu konflik dalam kondisi ini bisa berupa instruksi yang tidak jelas atau tidak tersampaikan dengan tepat, sehingga antar satu sama lain akan saling menyalahkan.

Cara Mengatasi Konflik di Tempat Kerja

cara mengatasi konflik di tempat kerja
Menerima Perbedaan Karakter Antar Rekan Kerja Efektif Mencegah & Mengatasi Konflik Kerja

Konflik memiliki potensi untuk mengganggu suasana kerja yang tidak kondusif dan mengalihkan fokus individu dari tugas-tugasnya. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi setiap individu untuk berusaha menghindari terjadinya konflik di lingkungan kerja sebisa mungkin. Berikut ini beberapa cara mengatasi konflik di tempat kerjayang dapat diterapkan.

1. Menciptakan Suasana Positif

Menciptakan suasana kerja yang positif dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan kolaborasi di antara anggota tim. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan apresiasi atas kontribusi anggota tim, memotivasi mereka, sekaligus menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan ramah.

Bahkan meskipun Anda mungkin memiliki sifat introvert, namun setiap orang tentunya punya cara tersendiri menciptakan suasana yang lebih positif dalam lingkungan. Kemampuan ini dapat diasah dan diperbaiki melalui kebiasaan.

2. Menerima Perbedaan Karakter

Setiap individu memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda-beda. Menerima perbedaan karakter antara rekan kerja merupakan langkah penting untuk mengurangi konflik di tempat kerja. Hal ini melibatkan sikap terbuka untuk memahami dan menghormati keunikan setiap individu.

Perbedaan karakter memang sangat rentan menjadi pemicu konflik. Bahkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, minimal 49% dari penyebab konflik disebabkan oleh perbedaan karakter dan prinsip masing-masing individu.

3. Mengelola Emosi dengan Baik

Apakah Anda pernah mengalami situasi yang begitu melelahkan sehingga sulit untuk mengendalikan emosi? Anda pasti menyadari bahwa kemarahan memiliki potensi untuk merusak hubungan dan bahkan melukai perasaan orang lain.

Untuk itu, mengelola emosi dengan baik adalah kunci untuk menghindari konflik yang tidak perlu. Pengelolaan emosi ini melibatkan kesadaran diri terhadap emosi dan respon yang ditimbulkannya, serta kemampuan untuk mengelola emosi tersebut dengan cara yang sehat dan konstruktif.

4. Berkomunikasi dengan Baik

Setiap individu pasti menginginkan penghargaan dan rasa hormat. Sebelum mengharapkan penghormatan dari orang lain, mulailah dengan menunjukkan rasa hormat Anda kepada mereka melalui penggunaan bahasa yang sopan dan santun.

Anda tentu sudah familiar dengan tiga kata ajaib yang memiliki kekuatan besar dalam komunikasi, yaitu “terima kasih, maaf, dan tolong.” Kata-kata ini adalah dasar komunikasi yang sopan dan bijak ketika berinteraksi dengan orang lain, baik interaksi secara langsung maupun dalam sosial media.

5. Pelajari dan Pahami Karakter Rekan Kerja

Mengenal dan memahami karakter serta preferensi kerja rekan kerja dapat membantu memperkuat hubungan kerja dan menghindari konflik di tempat kerja yang tidak perlu. Namun hal ini mungkin akan melibatkan observasi, pendekatan terbuka, dan komunikasi yang terbuka dengan mereka.

Pahami dengan jelas aspek-aspek yang dianggap signifikan oleh rekan kerja Anda. Misalnya, jika Anda memiliki rekan kerja yang sangat menghargai ketertiban dan kebersihan, maka hindarilah tindakan-tindakan yang dapat mengganggu keteraturan mereka, seperti mengotori meja kerja atau melakukan hal-hal yang tidak teratur dan berkaitan dengan kebiasaan mereka.

6. Ajukan Kritik dan Saran dengan Cara yang Tepat dan Santun

Setiap individu pasti memiliki kelemahannya masing-masing. Sebagai rekan yang peduli, tentu penting bagi kita untuk saling memberikan masukan dan kritik kepada rekan kerja guna membantu meningkatkan kinerja bersama.

Namun ketika menghadapi situasi yang memerlukan kritik atau saran, penting untuk menyampaikannya dengan cara yang memperhatikan perasaan dan harga diri rekan kerja.

Menggunakan bahasa yang santun dan memilih waktu dan tempat yang tepat juga dapat membantu pesan disampaikan dengan efektif.

7. Dahulukan Memberi Dukungan Ketimbang Kritik

Cara mengatasi konflik di tempat kerjajuga dapat dengan memberikan dukungan kepada rekan kerja dalam menghadapi tantangan atau kesulitan mereka.

Cara ini sekaligus dapat membantu memperkuat hubungan kerja dan mengurangi konflik. Hal ini akan membutuhkan sikap empati dan kerjasama dalam menyelesaikan masalah bersama.

Anda pasti pernah mengalami situasi di mana seorang rekan kerja sering kali terlambat dalam mengumpulkan pekerjaan, bukan? Tentu saja, hal ini dapat menghambat kemajuan tugas Anda juga.

Maka berilah dukungan atau tawarkan bantuan terlebih dahulu kepada mereka, alih-alih mengkritik kebiasaannya tersebut langsung di depan umum

8. Menghargai Setiap Pendapat

Setiap individu memiliki sudut pandang, ide, dan pendekatan unik ketika menghadapi suatu tantangan. Saat terjadi perbedaan pendapat, penting untuk menghargai setiap sudut pandang dari rekan kerja Anda.

Berusahalah untuk mendengarkan lebih banyak daripada berbicara. Anda tidak akan memahami kebaikan dan niat baik di balik pendapat orang lain jika Anda tidak mau mendengarkan.

9. Hindari Mengkritik di Depan Umum

Mengkritik di depan umum dapat merendahkan martabat rekan kerja dan memperburuk konflik di tempat kerja. Sebaiknya, kritik atau umpan balik yang bersifat konstruktif lebih baik disampaikan secara pribadi, agar dapat menghindari perasaan malu atau merasa disalahkan di depan rekan kerja lainnya.

10. Libatkan Tim dalam Pengambilan Keputusan

Melibatkan tim dalam proses pengambilan keputusan dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan keterlibatan setiap anggota tim.

Hal ini dapat dilakukan dengan mendengarkan masukan dan ide-ide dari semua anggota tim sebelum membuat keputusan yang akan memengaruhi mereka. Berkolaborasi adalah cara yang tepat untuk menghindari konflik.

11. Tinggalkan Masalah Pribadi

Menghindari membawa masalah pribadi ke lingkungan kerja dapat membantu menjaga profesionalitas dan hubungan yang baik dengan rekan kerja. Hal ini berarti Anda perlu menyelesaikan masalah pribadi di luar lingkungan kerja. Masalah pribadi yang dibawa-bawa hingga ke tempat kerja hanya akan menambah masalah dan memperparah konflik di tempat kerja tersebut.

12. Selesaikan Masalah Sekecil Apapun

Permasalahan yang besar sering kali berakar dari hal-hal kecil yang tampaknya sepele dan begitu saja diabaikan. Jangan pernah meremehkan masalah sekecil apapun. Sebisa mungkin selesaikan dengan cepat, sebelum beralih ke permasalahan lainnya.

Tidak mengabaikan masalah kecil sangat penting untuk mencegah konflik yang lebih besar di kemudian hari. Dengan menangani masalah sekecil apapun dengan cepat dan efektif, Anda dapat mencegah akumulasi ketegangan dan meningkatkan kesejahteraan di tempat kerja.