Istilah burnout tentu tidak asing lagi bagi Anda yang sudah lama berkecimpung dalam dunia kerja. Munculnya fenomena ini menyebabkan kerugian. Bukan hanya pada individu yang mengalaminya, tetapi kerugian tersebut juga berdampak pada produktivitas dan suasana kerja secara keseluruhan.

Agar lebih mengenal tentang burnout, artikel kali ini akan membahas apa arti burnout itu sendiri, tanda-tandanya, dampaknya, serta strategi efektif untuk mengatasinya.

Apa Itu Burnout?

apa itu burnout
Burnout Merupakan Kelelahan Ekstrem Akibat Stres Kerja Berlebihan

Istilah burnout digunakan untuk menggambarkan kondisi kelelahan ekstrem yang diakibatkan oleh stres kerja yang berlebihan.

Berbeda dengan perasaan lelah, burnout mengakibatkan munculnya rasa sinis terhadap pekerjaan, berkurangnya rasa pencapaian, dan kelelahan yang mendalam baik secara fisik maupun emosional.

Jadi, orang yang mengalami burnout akan mengalami kelelahan fisik, kelelahan emosional, dan kelelahan sikap atau mental.

Ciri-ciri Burnout

ciri burnout
Ciri-ciri Burnout : Kelelahan Fisik, Mental, Emosional, dan Kurang Berminat Melakukan Aktivitas

Selain dari kelelahan fisik, mental, dan emosional, ada beberapa ciri umum yang bisa menunjukkan kondisi burnout. Ciri-ciri tersebut adalah sebagaimana di bawah ini :

1. Kurang Berminat Melakukan Aktivitas

Saat burnout menimpa seseorang, akan terlihat jelas pada semangat dan minat yang menurun untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Jika tetap ingin memaksakan diri melakukan sebuah kegiatan dalam jangka waktu lama, akan sangat menguras energi dan memicu munculnya kelelahan.

2. Mudah Marah

Seseorang yang mengalami burnout biasanya mudah marah atau tersinggung, terutama jika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai ekspektasi.

Kondisi di atas juga kerap dialami seseorang akibat tumpukan pekerjaan yang seakan tiada habisnya. Hal ini mengakibatkan pekerjaan tidak selesai dan mengakibatkan penurunan performa kerja. Tidak heran jika orang yang mengalami gangguan ini menjadi lebih sensitif.

3. Merasa Tidak Berharga

Ciri lain yang dirasakan oleh orang yang mengalami burnout adalah munculnya perasaan bahwa dirinya tidak berharga dan berguna. Perasaan ini mengakibatkan penurunan kinerja dan produktivitas, yang otomatis mengakibatkan penurunan dalam pencapaian.

4. Membenci Pekerjaan yang Digeluti

Ketika seseorang mengalami burnout, akan muncul rasa lelah berkepanjangan yang dapat memicu munculnya stres dan frustasi saat bekerja. Akibatnya, sulit untuk fokus dalam bekerja dan menyebabkan munculnya rasa tertekan dan terbebani.

Jika kondisi tersebut terus berlanjut, akan menyebabkan menimbulkan rasa benci terhadap pekerjaan yang digeluti. Tidak diragukan lagi kalau hal ini akan menyebabkan performa kerja seseorang menurun dan kurang memuaskan.

5. Menutup Diri dari Lingkungan Sosial

Burnout yang dialami oleh seseorang bisa memicu stres dan frustasi, yang mengakibatkan munculnya rasa sinis terhadap orang-orang di lingkungan sekitar pekerjaannya.

Selain itu, rutinitas harian yang dijalani juga akan terasa sebagai sebuah beban sehingga membuatnya merasa enggan untuk bersosialisasi, baik dengan rekan kerja, teman, maupun anggota keluarga.

6. Mudah Sakit

Tidak diragukan lagi kalau burnout yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan sistem imun dalam tubuh. Jika hal itu terjadi, tentu orang yang mengalaminya akan rentan terkena berbagai jenis penyakit, seperti flu, badan pegal-pegal, sakit perut, dan lain sebagainya.

Gangguan tidur seperti insomnia juga bisa muncul sebagai efek dari  burnout yang berkepanjangan. Hal ini bisa memicu munculnya berbagai jenis penyakit, termasuk gangguan mental semisal cemas dan depresi.

7. Sakit Kepala

Burnout juga bisa mengakibatkan munculnya penyakit tension headache yang ditandai oleh rasa tegang serta nyeri di kepala yang menyebar ke sekitar dahi, bagian belakang kepala, leher, hingga bahu.

Fase Burnout

fase burnout
Fase Burnout : Honeymoon, Timbulnya Stres, Stres Kronis, Burnout, Burnout Berkepanjangan

Perlu diketahui bahwa burnout tidak serta merta muncul dalam kehidupan seseorang, melainkan harus melewati beberapa fase sebelumnya. Setidaknya ada 5 fase yang harus dilewati. Fase-fase tersebut sebagai berikut :

1. Fase Honeymoon

Fase burnout paling pertama adalah honeymoon. Disebut demikian karena pada fase ini seseorang akan melakukan pekerjaan dengan optimis dan penuh energi, layaknya honeymoon dalam pernikahan. Rasa puas yang muncul mengakibatkan seseorang lebih produktif dan menggali sisi kreatifnya.

2. Fase Timbulnya Stres

Saat fase honeymoon mulai meredup, rasa stres mulai muncul. Munculnya fase ini ditandai dengan kesulitan seseorang untuk berkonsentrasi atau kurang produktif dalam bekerja. Secara fisik, rasa lelah mulai sering terasa, yang mengakibatkan kesulitan tidur di malam hari atau menikmati kegiatan di luar pekerjaan.

3. Fase Stres Kronis

Ketiga masuk pada fase ini, rasa stres yang dialami semakin meningkat, namun belum mencapai tahap burnout. Munculnya stres secara konsisten akan memberikan dampak negatif terhadap pekerjaan, seperti tidak mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu atau terlambat datang ke tempat kerja.

4. Fase Burnout

Seseorang yang mengalami fase ini menandakan kalau dia sudah mencapai batasnya. Gangguan ini mengakibatkan masalah yang dialami di tempat kerja menguasai pikiran. Hal ini berdampak negatif berupa mati rasa dan selalu ragu terhadap diri sendiri.

Burnout juga mengakibatkan munculnya gangguan fisik, seperti sakit kepala berkepanjangan atau gangguan pencernaan.

5. Fase Burnout Berkepanjangan

Jika burnout tidak segera diobati, dikhawatirkan akan memasuki fase kelima ini. Pada fase ini, seseorang akan mengalami kecemasan atau depresi, dan juga mulai merasa sangat lelah secara fisik dan mental yang mencegah produktivitas.

Penyebab Burnout

penyebab burnout
Munculnya Burnout Bisa Disebabkan Faktor Internal dan Eksternal

Jurnal Sehat Masada edisi Januari 2023 menyebutkan bahwa burnout bisa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Berikut garis besar rinciannya :  

1. Faktor Internal

Ada beberapa faktor internal yang dapat mengakibatkan munculnya burnout dalam bekerja, yaitu :

  • Jenis kelamin : Perempuan terbukti lebih rentan mengalami burnout dibandingkan laki-laki.
  • Usia : Orang dalam usia dewasa muda (20-30 tahun) lebih banyak mengalami burnout.
  • Tingkat pendidikan : Rendahnya tingkat pendidikan menjadikan seseorang lebih rentan mengalami burnout.
  • Status pernikahan : Burnout lebih sering dialami oleh karyawan yang sudah menikah dibandingkan yang belum menikah.
  • Kepribadian.

2. Faktor Eksternal

Selain faktor internal, burnout juga bisa diakibatkan oleh faktor eksternal, yaitu :

  • Tingkat stres : Rasa stres yang dialami akibat pekerjaan bisa memicu munculnya burnout.
  • Beban kerja : Semakin berat beban dan tanggung jawab yang dipikul, maka semakin rentan mengalami burnout.
  • Masa kerja : Semakin lama bekerja pada sebuah tempat, makin kerentanan mengalami burnout semakin tinggi pula.

Cara Mengatasi Burnout

tidur lelap
Munculnya Burnout Bisa Disebabkan Faktor Internal dan Eksternal

Kondisi burnout yang dialami seseorang merupakan gangguan serius yang perlu segera diatasi. Tidak perlu panik, karena cara-cara di bawah ini bisa dilakukan untuk mengatasinya :

1. Istirahat dan Rekreasi

Cara paling pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi burnout adalah istirahat dan rekreasi. Hindari begadang dan pastikan Anda memiliki waktu tidur yang cukup di malam hari. Luangkan waktu Anda di akhir pekan untukrekreasi dalam rangka merelaksasi diri Anda.

2. Berolahraga Secara Teratur

Biasakan berolahraga secara teratur. Tidak harus olahraga berat, cukup jogging atau berjalan santai selama 30-40 menit. Lakukan hal ini minimal 3 kali dalam sepekan. Jika olahraga secara teratur tidak memungkinkan, upayakan untuk rajin melakukan aktivitas fisik.

3. Terapi dan Konseling

Sebaiknya Anda melakukan terapi dan konseling agar bisa mendapatkan dukungan emosional dan strategi mengatasi stres. Sebab, terapi kognitif perilaku atau terapi percakapan sangat efektif dalam membantu mengatasi emosi yang berkaitan dengan burnout.

4. Menjaga Keseimbangan Hidup

Meskipun bekerja sangat penting, tapi jangan sampai menjadikan hidup Anda tidak seimbang. Cobalah untuk menemukan keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan pribadi, dan waktu untuk diri sendiri. Dengan menerapkan hal ini, tentu Anda bisa  gangguan burnout yang dialami.

5. Menentukan Prioritas dan Mengatur Jadwal

Sebaiknya Anda menentukan skala prioritas dalam bekerja dan melakukan pengaturan jadwal secara bijak. Oleh karena itu, sebaiknya Anda lebih fokus dalam menyelesaikan tugas yang penting dan mendesak.

Jangan ragu untuk mengatakan tidak ketika Anda sudah terlalu sibuk. Dengan begitu, Anda bisa menghindari tanggung jawab yang bertumpuk dalam satu waktu karena bisa menjadikan tubuh mudah lelah.

6. Mengubah Pola Pikir dan Perilaku

Tinggalkan pola pikir dan perilaku yang justru semakin memperburuk burnout yang Anda alami. Dalam hal ini, Anda perlu melatih diri untuk selalu berpikiran positif dan menghindari pemikiran yang berlebihan (overthink) dalam segala sesuatu, termasuk pekerjaan.

7. Melakukan Aktivitas yang Menyenangkan

Sisihkan waktu untuk melakukan aktivitas yang bisa Anda nikmati di luar pekerjaan, baik yang berkaitan dengan hobi atau yang lainnya. Dengan begitu, Anda bisa lebih bergembira dan merelaksasi diri, yang tentunya sangat efektif dalam meningkatkan kesejahteraan emosional Anda.

Burnout tidak diragukan lagi merupakan masalah serius di tempat kerja. Oleh karena itu, diperlukan perhatian dan tindakan yang komprehensif untuk mengatasinya. Anda bisa mengikuti cara-cara yang disebutkan secara singkat di atas.