Belum banyak yang tahu apa itu depresiasi karena memang masih jarang dibahas oleh kebanyakan masyarakat. Padahal, depresiasi termasuk salah satu faktor penting dalam pengelolaan bisnis.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai depresiasi? Jangan lewatkan pembahasan dalam artikel ini sampai selesai.

Apa Itu Depresiasi?

Mengenal Depresiasi
Melakukan Perhitungan Depresiasi Sangat Penting

Membahas depresiasi kurang lengkap jika tidak mengetahui pengertiannya. Istilah ini bermakna biaya yang muncul karena penggunaan aktiva tetap atau fixed assets (aset tetap). Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), depresiasi adalah penurunan nilai uang atau barang karena inflasi atau kondisi lain.

Dalam ekonomi, depresiasi bisa diartikan sebagai penurunan nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Penurunan ini terjadi akibat perubahan permintaan dan penawaran di pasar valuta asing.

Sedangkan menurut akuntansi, istilah depresiasi mengarah pada alokasi biaya perolehan aset tetap, baik itu bangunan, mesin, kendaraan, dan lain sebagainya ke beban operasional selama aset tersebut dimanfaatkan.

Menyambung ke penjelasan sebelumnya, depresiasi aset bertujuan untuk menampakkan penurunan nilai aset baik karena usia, penggunaan, dan kerusakan.

Jenis Depresiasi yang Umum Ditemukan

Jenis Depresiasi yang Umum Ditemukan
Dalam Dunia Bisnis Ada Beberapa Jenis Depresiasi yang Umum Ditemukan

Berdasarkan penjelasan yang terdapat dalam buku Ekonomi Teknik: Lengkap dengan Evaluasi Ekonomi Pabrik Kimia dan Soal – Penyelesaian karya Panut Mulyono, jenis depresiasi ada 2.

1. Depresiasi Fisik

Dijelaskan bahwa depresiasi fisik adalah penurunan nilai yang disebabkan oleh perubahan suatu aset. Perubahan yang dimaksud bisa karena penggunaan dalam jangka waktu lama, penurunan kinerja aset akibat umur, dan kerusakan yang disebabkan oleh korosi, atau kecelakaan.

2. Depresiasi fungsional

Jenis ini dipengaruhi oleh perkembangan atau kemajuan  teknologi yang membuat suatu aset terkesan ketinggalan zaman dan mulai tergantikan dengan aset lain yang lebih canggih. Hal ini sangat mungkin terjadi meski pada awalnya harga belinya sangat tinggi.

Contoh dan Cara Menghitung Depresiasi

Ilustrasi Perhitungan Depresiasi
Ilustrasi Perhitungan Depresiasi

Metode penghitungan depresiasi lebih dari satu. Masing-masing metode perhitungan tersebut memiliki rumus khusus. Agar hasil perhitungannya benar, sebaiknya terlebih dahulu simak penjelasan berikut

1. Metode Garis Lurus 

Di masyarakat, metode garis lurus menjadi yang paling sering digunakan. Salah satu faktornya karena rumusnya sederhana sehingga mudah dimengerti meski oleh para pemula. Dalam metode ini, beban penyusutan masing-masing memiliki periode yang sama.

Metode garis lurus melibatkan 3 elemen yaitu HP, NS, dan N. Jika ditulis, maka metodenya akan membentuk rumus berikut:

Depresiasi/tahun= (HP – NS) / N

Keterangan:

  • HP: Harga perolehan (cost)
  • NS: Nilai sisa (residu) 
  • N: Taksiran umur kegunaan 

Contoh soal:  Perusahaan foto modeling membeli kamera seharga Rp100.000.000 di awal tahun. Dari harga perolehan tersebut, ternyata sisa sebesar Rp10.000.000. Diperkirakan, usia kamera yang dibeli bisa sampai 10 tahun dengan penggunaan intens. Lalu, berapa nilai depresiasinya?

Diketahui:

  • HP: Rp100.000.000
  • NS: Rp10.000.000
  • N: 10 tahun

Jawab:

Jika metode garis lurus (HP-NS) / N, maka:

= (100.000.000–10.000.000) / 10

= 90.000.000 / 10

= Rp9.000.000

2. Metode Jam Jasa 

Sesuai sifat dasar properti yang bisa rusak kapan pun, metode jam jasa menggunakan anggapan bahwa aktiva akan cepat rusak ketika digunakan secara intens. Dalam hal ini, beban depresiasi dihitung berdasarkan satuan jam.

Depresiasi/jam: (HP – NS) / N

Keterangan:

  • HP: harga perolehan 
  • NS: nilai sisa
  • N: taksiran umur kegunaan

Contoh soal: Perusahaan membeli aset tetap dengan harga Rp200.000.000. Ternyata, masih ada nilai sisa aset tetap sebesar Rp50.000.000. Melihat kualitasnya, aset diperkirakan mampu bertahan hingga 20.000 jam.

Diketahui:

  • HP: Rp200.000.000
  • NS: Rp50.000.000
  • N: 20.000 jam

Depresiasi/jam: (HP – NS) / N

Jawab:

= (200.000.000 – 50.000.000) / 20.000

= 150.000.000 / 20.000

= 7.500

3. Metode Hasil Produksi 

Pemanfaatan aktiva ditetapkan pada satuan unit hasil produksi. Pada metode hasil produksi, beban depresiasi dihitung menggunakan dasar satuan hasil produksi. Alhasil, depresiasi setiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi hasil produksi. 

Dalam perhitungannya, pertama-tama temukan tarif depresiasi setiap unit produksi. Selanjutnya, barulah dikalikan dengan jumlah produk yang dihasilkan pada periode tersebut. Agar lebih paham, rumusnya ditulis sebagai berikut:

Depresiasi: (HP – NS) / N  

Keterangan:

  • HP: harga perolehan 
  • NS: nilai sisa
  • N: taksiran umur kegunaan

Contoh soal : Perusahaan Jaya Cemerlang membeli mesin dengan harga Rp200.000 Ditaksir, nilai sisa yang didapatkan sebesar Rp30.000 Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, mesin dapat menghasilkan 500 unit produk selama 5 tahun.

Pada tahun pertama 150 unit, tahun kedua 100 unit, tahun ketiga 120 unit, tahun keempat 80 unit, dan tahun kelima 50 unit.  Berapa beban depresiasi setiap tahunnya?.

Diketahui:

HP: Rp200.000

NS: Rp30.000

N: 500 unit dalam jangka waktu 5 tahun

Jawab:

= (200.000 – 30.000) / 500

= 170.000 / 500

= 340 unit

Untuk perhitungan depresiasi setiap tahunnya menggunakan rumus Beban depresiasi per unit x Unit produksi per tahun. Contoh penerapannya yaitu:

  • Tahun pertama: 340.000 x 150 = 51.000
  • Tahun kedua: 340 x 100 = 34.000
  • Tahun ketiga: 340 x 120 = 40.800
  • Tahun keempat: 340 x 80 = 27.200
  • Tahun kelima: 340 x 50 = 17.000

Manfaat Menghitung Depresiasi

Manfaat Perhitungan Depresiasi
Perhitungan Depresiasi Memiliki Manfaat yang Besar dalam Bisnis

Jangan salah, menghitung depresiasi juga memiliki beragam manfaat yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Informasi selengkapnya akan dijelaskan di bawah ini:

1. Mengetahui Harga Jual Aset

Setelah tidak digunakan atau karena alasan lain, pemilik aset biasanya akan menjual asetnya agar tidak merugi terlalu besar. Sayangnya, banyak yang kebingungan menentukan harga jualnya.

Supaya harga yang dipatok tidak terlalu mahal atau murah, maka bisa menggunakan perhitungan depresiasi. Pilih salah satu rumus depresiasi yang dinilai paling sesuai dengan kebutuhan.

2. Mendapatkan Informasi Perolehan Keuntungan

Dalam setiap bisnis yang dijalankan, tentu saja seseorang menargetkan keuntungan. Untuk memperkirakan harga jual yang sesuai, perlu melakukan perhitungan depresiasi. Faktanya, rumus perhitungan tersebut sangat multifungsi.

Mengetahui harga jual yang tepat akan membuat para pebisnis diuntungkan. Meskipun ada kemungkinan tidak mendapatkan keuntungan, tetapi setidaknya bisa menetapkan harga jual sesuai modal yang dikeluarkan.

3. Mengetahui Biaya Depresiasi Tiap Periode

Penghitungan depresiasi dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu, termasuk tiap periode. Menggunakan rumus yang tepat, biaya depresiasi tiap periode dapat diketahui dengan mudah. Bahkan hasilnya mendekati valid, meski terkadang tetap ada kemungkinan muncul kesalahan.

Biaya depresiasi merupakan bagian dari biaya operasional perusahaan yang perlu dicatat dalam laporan laba rugi secara jelas dan terperinci. Berbekal hasilnya, Anda akan mendapatkan hasil laba bersih.

Itulah penjelasan apa itu depresiasidan contoh penerapan cara perhitungannya. Bagi yang masih bingung, pelajari terlebih dahulu rumus yang dinilai paling mudah. Sesuaikan saja dengan jenis depresiasi serta kebutuhan.